Thursday, January 12, 2012

personally-designed routines.

"Only unmotivated losers have no routines in this city. The rest ? Just learn to live with it!"
***

Rutinitas itu akan selalu tricky untuk dibicarakan. Kalau bilang saya tidak punya rutinitas, orang pasti akan bilang saya bohong. Tapi, kalau bilang saya punya rutinitas, lalu mereka akan men-judge saya dengan tatapan this-poor-girl-has-no-soul-or-creativity. But well, let's give it a try.

***

Di dunia yang saya hadapi sekarang--what so called creative work and agency life--rutinitas berkisar antara; bangun siang, datang ke kantor terlambat dengan alasan lembur kemarin malamnya, membuka iTunes dan memasang lagu dalam mode shuffle, scrolling twitter untuk cari inspirasi (dan melakukan pencitraan), menerima job-req dengan deadline mepet, marah-marah sebentar, mengumpulkan jiwa, brainstrom bersama tim, kerja lembur sampai tengah malam, pulang, scrolling twitter sambil nonton TV kabel atau DVD, tidur menjelang subuh, dan mengulang semuanya dari awal pagi harinya (or should we say, siang harinya).

Beberapa orang mengganggap itu lebih baik dari apa yang mereka punya, dimana rutinitas itu berkisar pada; bangun subuh, datang ke kantor tepat waktu, meeting dan melakukan pekerjaan harian, makan siang, meeting dan melanjutkan melakukan pekerjaan harian, pulang tenggo, pulang ke rumah, makan malam, tidur cepat karena harus bangun subuh keesokan paginya, dan mengulang semuanya dari awal di pagi hari.

Kata mereka, well, setidaknya di dunia saya masih ada semacam excitement dalam proses brainstorming setiap harinya, dimana saya bisa mengeluarkan semua idegila sekaligus menyelesaikan semua pekerjaan saya, dan masih sempat buka twitter dalam frekuensi tidak wajar dengan alasan mencari inspirasi dan mengasah imajinasi--lagi-lagi demi menyelesaikan semua pekerjaan.

Tapi tahukah mereka bahwa sebuah brainstorming di jam makan siang, yang akan membuat saya sudah pasti cranky karena terlambat lunch itu, begitu menyiksa ?  Begitu pula dengan twitter di sela-sela kebuntuan ide justru adalah sesuatu yang intimidating (karena semua orang di timeline tiba-tiba terasa sangat smart, out of the box, intriguing, atau setidaknya lucu) ?
***

Semua orang punya rutinitasnya masing-masing. Sebuah hal yang lumrah menurut saya, bagi individu-individu yang masih punya motivasi untuk meraih sesuatu. Sayangnya--suka atau tidak--rutinitas selalu menantang kita untuk memilih ;

1.) mengikuti saja arusnya dan menjadi semacam routine-zombie;
 atau

2.) menjalaninya dengan kesadaran penuh bahwa siapapun punya priviledge untuk menyusun rutinitasnya sendiri.


Dan tentunya, membandingkan rutinitas kita dengan yang dimiliki orang lain, apalagi sampai mulai mengkategorikan salah satunya menjadi yang lebih baik atau lebih lumayan baik, sama sekali tidak akan membantu. Hanya akan menempatkan kita di sebuah titik, yang bahkan seorang realis akan benci,
"ungrateful-ness".

Karena tidak akan ada yang baik dari sebuah rutinitas, ketika kita berpikir itu hanya sebuah kutukan yang diberikan oleh kehidupan. Tenang saja, bukankah hidup itu selalu datang dengan banyak pilihan ?

***

[www.weheartit.com]

***


"Life'll only be crazy as it's always been
Wake up early, stay up late, having debts
Things won't be as easy as it often seems

Sundays will be empty as it's always been
Watching TV, wake up late, playing dead
Mondays won't be easy with no plans and schemes

Now that you’re still here
The silence shouts it clear
You’re still here
The silence shouts it clear

To the future we surrender
Life's to live and love's to love
To the future we surrender
Life's to live and love's to love..."

--Float, on : "Surrender".



1 comment:

  1. Routine-zombie, hahahaha gw suka cara penyebutannya. Nice post gin! Liar, cuek, mengalir, seperti apa yg gw harapkan dari tulisan lo! welcome to our family :D

    ReplyDelete